Minggu, 04 Maret 2012

Takkan Usai

semakin keras cobaanMu menghempasku
semakin ku mencoba tegar
cukuplah Engkau sebagai penolongku Ya Allah...

ku menajam setiap kali ujianmu menyinggahi relung hatiku
semakin ku mencoba mendewasakan diriku
berusaha sekuat tenaga yang aku bisa
bahwa inilah jalan yang Engaku pilih
agar aku semakin endekat padaMu
agar aku semakin mencintaiMu
agar aku mampu menempatkanMu tepat di hatiku
meskipun bentuk dan rupanya berserakan menurutku
tapi tidak untukMu..

Ya Allah...
tempahlah aku menjadi wanita yang solehah
yang selalu tunduk dalam pengawasanMu
yang selalu mengandalkanMu dalam setiap usahaku
yang selalu mencintaiMu dan RasulMu

Ya Allah,
bimbinglah aku dalam ilmu yang berguna
agar aku mampu hidup berbekal firmanMu dan sunah RasulMu
agar aku paham mana yang batil dan hak

Ya Allah...
sabarkanlah aku...
tabahkan aku
ajarkanku cara bersyukur

Sabtu, 03 Maret 2012

Moment bersama SAHABAT kuu




1. Tahun pertama di SMK Pencawan 1 Medan



2. Liburan di Pante Loknya, Brastagi


3. Pulang renang di Kolam Renang Selayang, Medan


4. Event di SMK-Pencawan Medan


5. Peringatan Isra' Miraj di Masjid Iqlab

6. Perpisahan SMk-BM Pencawan Medan, 2011


7. Event Ponds and Hai Skulizm


8. Wisuda SMk Pencawan 1 Medan di Hotel Danau Toba International, Medan


Jumat, 02 Maret 2012



SURAT UNTUK CALON SUAMIKU

Surat Cinta untuk Calon Suamiku

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dear Calon Suamiku

Apa kabarnya imanmu hari ini?
Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur
karena dapat menatap kembali fananya hidup ini??
Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu
atas amanah yang saat ini tengah kau genggam?

Wahai calon Suamiku
Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya?
Disini aku ditempa untuk menjadi dewasa
agar kelak lebih bijak menyikapi
sebuah kehidupan dan siap
mendampingimu kelak
Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi
namun kini kurasakan diri ini lebih baik


Kadanga ku bertanya-tanya
kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku?
Bagian terapuh diriku?
Namun kini aku tahu jawabannya
Allah tahu dimana tempat paling tepat agar aku
Senantiasa kembali mengingat-Nya
kembali mencintaiNya

ujian demi ujian insya Allah membuatku menjadi lebih tangguh
sehingga saat kelak kita bertemu
Kau bangga telalh memiliki aku dihatimu

Calon suamiku..
Entah dimana dirimu sekarang
tapi aku yakin Allah pun mencintaimu
sebagaimana Dia mencintaiku...
aku yakin Dia kini tengah melatihmu
menjadi mujahid yang tangguh
hingga akupun bangga memilikimu kelak

Apa yang kuharap darimu adalah kesalihan
semoga sama halnya dengan dirimu
Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku
hanyalah kesia-siaan yang akan kau dapati

aku masih haus akan ilmu
Namun berbekal ilmu yang ada saat ini
aku berharap dapat menjadi isteri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu, Suamiku

wahai calon suamiku..

Saat aku masih menjadi asuhan ayah bundaku
tak lain doaku agar menjadi anak yang solehah
agar kelah dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat
namun saat aku menjadi isterimu kelak,
aku berharap menjadi pendampingmu yang solehah
agar kelak di syurga cukup aku yang menjadi bidadarimu
mendampingi dirimu yang soleh

aku ini pencemburu berat
tapi kalalu Allah dan Rasulullah lebih kau cintai daripada aku....
aku rela
aku harap begitu pula dirimu

aku yakin kaulah yang kubutuhkan
emski nanti kau bukanlah orang yang kuharapkan

Calon suamiku yang dirahmati Allah..
apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita
takkan kunamai denagn gubuk derita
Karena itulah markas dakwah kira
dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta dan kasih

Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahahan kita
bantu aku untuk bersama-sama mendidiknya dengan harta yang halal
dengan ilmu yang bermanfaat
terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah ta'ala

bunga akan indah pada waktunya
yaitu ketika bermekaran menghiasi taman
maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya
bersiap untuk menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku

kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik
meski bukan umat yang terbaik
tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak

Calon suamiku
inilah sekilas harapan yang ku ukirkan dalam rangkaian kata
seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat di ungkapkan dengan kata-kata
itulah yang kuhadapi
kelak saat kita tengah bersama,
maka disitulah kau akan memahami diriku
sama halnya denganku yang akan belajar memahamimu

bersabarlah calon suamiku
doaku selalu...
agar Allah memudahkan jalanmu tuk menjemputku sebagai bidadarimu...
semoga Allah selalu menjagamnu
agar tak tersentuh yang bukan mahrammu
meski ahnya seujung kuku
agar kau bisa mempersembahkan dirimu seutuhnya untukku

seperti hal nya diriku
yang ingin mempersembahkan seutuhnya
hanya untukmu..

Sudah dulu ya calon suamiku

Salam cintaku untukmu

wassalaamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

calon isterimu...



Ty Aiya Tye

Jumat, 03 Februari 2012

Tentang Kepergianmu ( FIKSI: based on my imagination)

Di ujung mimpiku. Ku temukan kamu di batas sadarku. Terbujur kaku di lantai hatiku yang dingin. Di ujung sini, ku mencoba menerka. "Tertidurkah kamu di ujung sana?". Perlahan ku melangkah... Menyusuri lantai dingin yang melilit jemari kakiku. Masih mencoba menerka. "Kamukah itu, sayang?". Mendekat.. Semakin dekat jarakku dan jarakmu. Hingga ku dapati diriku tepat berada di sampingmu. Senyumku merekah, melihat jarak kita sedekat ini. "Senyummu indah, sayang. Bahkan saat kamu tertidur". Lalu ku berbaring di sampingmu. Merasakan tidur di sisimu. Memejamkan mata syahduku. "Ahhh, damainya hatiku ini"

Lalu ku rasakan gerakmu membangkitkan tubuhmu. Perlahan ku buka kedua kelopak mataku.
"Sayangku..!" panggilan sederhanaku untukmu.
Kau pun hanya tersenyum padaku. Matamu menatapku tajam. Lalu aku pun tertunduk malu di hadapanmu.
"Jangan tatap aku seperti itu, sayang..! Karena kali ini aku tidak mengerti arti tatapanmu." ucapku menahan rasa yang tak menentu di hati ini.
Namun lagi-lagi kau tak menjawab ucapanku. Ku angkat perlahan wajahku. Lalu kau pun masih tersenyum padaku.
"Aku sangat menyayangimu". ku dekap kau sekuat yang aku bisa. Berharap tak ada yang mampu melepaskannya.
"Aku juga menyayangimu". ucapmu berbisik di telingaku. Syahdu merasuk ke hatiku.
"Kau tau sayang? Betapa saat seperti ini yang ingin ku rasakan. Mendekapmu erat." bisikku

#####
Tiba-tiba kilau cahaya keemasan itu merenggut saat terindahku. Kau peluk erat aku. Kau kecup keningku. Ku lihat wajah pucatmu. "Taukah kau, sayangku. Aku ingin lebih lama mendekapmu seperti ini." bisikmu lagi.
Aku tak bisa berkata. Bibirku seperti terkunci. Inginku katakan "Aku juga, sayang"
Kau lepas genggaman erat tanganmu dari tubuhku. Buatku tak mengerti, MENGAPA??. Kau tau rapuhnya aku lewat binar mataku ini. Lewat gemetarnya tanganku yang genggamannya perlahan kau lepaskan. "ADA APA??!!" jeritku di batas tenggorokan.

"Sayang, aku sudah paham perihnya hatimu. Jauh sebelum ini. Tapi kuatlah untukku. Aku juga sudah tau tulusnya hatimu. aku sudah tau rasa sayangmu padaku. tentang keikhlasanmu. Maka ikhlaskan aku. Maafkan aku tak mampu menjagamu, sayang. Belajarlah mencintai seseorang selain aku. Yang akan lebih mampu menyayangimu dan menjagamu. Percayalah dialah cinta terakhirmu, sayang. Maafkan aku harus pergi." ucapmu melangkah jauh dariku.

Oh Tuhann..... Aku ingin benar-benar tuli saat ini..! mengapa kata-kata itu yang harus aku dengarkan. Aku hanya mampu menangis... Tanpa mampu berkata. Bahkan aku tak mampu mengejarnya..! Tak mampu mengejar kamus, sayang..!

"JANGAN PERGI..! Aku Takkan Mampu Mencintai yang lain lagi..! KEMBALILAH, SAYAANNGG..!! Jerit batinku..

Seperti patung hidup, aku hanya mampu menyaksikan kau perlahan pergi dari sisiku. Terenggut ruang dan waktu. Dan untuk terakhir kalinya "AKU MENYAYANGIMU, sayangku..!"
"aku juga menyayangimu"

jatuh tak terkira airmataku kini.. melihatmu di telan cahaya..!
######
Dear sayangku,
Perlahan waktu menyembuhkan lukaku yang kehilanganmu.
Kini, seperti katamu..
Au telah menjadi kuat..
Aku telah belajar ikhlas.
dan aku telah belajar mencintai seseorang selain kamu, sayang..
Dia memang tak sama sepertimu..
Dia tak memanjakanku seperti kamu..
Dia juga tak sering katakan "Aku menyayangimu"
Namun...
Dia jauh mengajarkanku untuk tegar...
Dia jauh menyayangiku lewat sikapnya,,,
dan benar sayang,
dia juga jauh lebih menyayangiku dan mampu menjagaku...
dialah yang ku pilih menjadi cinta terakhirku..

Terimakasih sayangku,
Tetaplah mimpi indah di tidur panjangmu, sayang...

AYAH`

Siapapun tak ingin menyandang status YATIM ataupun Piatu.. Begitu juga aku. Kehilangan sosok ayah di hidupku bukanlah hal yang mudah untuk ku terima. Namun sebuah kata "IKHLAS" menjadikan aku harus tangguh untuk melawan kata hatiku sendiri. Ya, aku harus mengikhlaskannya.. harus mengikhlaskan kepergian seorang Ayah yang belum ku kenal dengan baik sebab aku kehilangannya di usia yang bagiku begitu amad muda, 11 tahun.

Seiring kepergiannya, aku belajar mengenal sosoknya. Belajar mengingatnya lagi lewat kenangan yang aku punya tentangnya. Dialah sosok yang ajarkan aku sebuah perjuangan untuk bertahan dalam hidup ini. Apapun itu, pekerjaan apapun itu harus dilakukan, asalkan masih berlebel HALAL. Tak penting pekerjaan itu di cap orang adalah pekerjaan orang yang tak mengenyam bangku sekolah. Sebab di mata Allah, semua pekerjaan halal baik yang memiliki jabatan atau tidak adalah sama...

Ayahku sosok yang bertanggungjawab. Ya, 3 hari sebelum kepergiannya, beliau sempatkan untuk meluanasi uang SPPku dan adikku. Ya, itulah tanggungjawab terakhirnya. Hmmm... ayahku... ayaaaahh tercintaku.

Satu cita-citanya yang ku ingat sampai detik ini. Dia menginginkan keempat buah hatinya mampu mengenyam pendidikan hingga ke Perguruan Tinggi dan menjadi orang-orang yang sukses. "Tenang ayahku, impianmu itu akan ku wujudkan".

Lalu hingga detik ini... Aku merasa dia bukan pergi dariku. Justru, kini ayahku... ayah tercintaku... telah menjadi malaikat pelindungku. Dia tak pernah mati di hatiku. Bahkan dia hidup di relung hatiku terdalam. Hmmm.. ayahku.. ayah tercintaku..


Aku percaya, di dalam diriku ada jiwa ayahku. Jiwa yang selalu membangkitkan aku bahwa aku harus mampu untuk menjalani hidupku ini. Jiwa yang meyakinkan aku bahwa di balik masalah yang ku hadapi akan ada bahagia. Ya, aku pasti akan temukan BAHAGIA itu.

Terimakasih Ya Allah, telah menitipkan ayah terhebat, Ayahku.

Salam tersayangku untukmu, ayahku.

Mohon Aku

Ya Allah..
terkadang aku menjadi begitu rapuh. Ku rasakan betapa erat cobaanMu ini. Mampukah aku berjalan melewatinya? Mampukah aku bertahan dengan kekuatan yang aku punya? Sekali lagi, mampukah aku???

Ya Allah, aku memang ikhlas bila harta yang sempat Engkau titipkan kepada kami kini Engkaku ambil lagi. Karena bagiku, percuma saja apabila harta tersebut menjadi jembatan pemisah diantara kami... Namun ku juga bersyukur, Ya Allah sebab Engkaulah MAha Pemberi Rejeki..

Ya Allah, kebersamaan yang lama hilang begitu sangat aku rindukan. Ya Allah, jangan berikan lagi cobaan diluar batas kemampuan kami. Berikan aku kekuatan Ya Allah.. Berikan aku jalan tuk temukan kehidupan yang baru. Aku ingin memulai segalanya dari awal lagi. Biarkan ku lepas masa lalu yang sempat melekat dihidupku.. Biarkan ku hapus hitam kelam di warnaku. Biarkan ku menggapai mimpi yang akan berbuah nyata.

Aku tidak meminta banyak Ya Allah. Aku hanya pinta satu hal sederhana. Berikan aku petunjuk tuk memulai yang kehidupan baru agar ku mampu bahagiakan harta terbesarku, KELUARGA kuh. Hanya itu Ya Allah. Hanya itu..! Keinginan sederhanaku..

Apabila keyakinan yang ada di hatiku ini adalah isyarat yang Engkau tetapkan pada diriku. Maka tetaplah kuatkan hatiku ini. Karna aku yakin. Aku yakin Engkau tak pernah kehilangan cara untuk menunjukkan hidayahMu kepada hamba-hambaMu.

Ya Allah tetaplah bimbing diriku. Ingatkan aku apabila aku lupa. Tegur aku apabila aku salah memilih jalan. Tak ada penuntunku kecuali Engkau wahai Dzat yang Maha Sempurna.


Kabulkan munajatku ini, Wahai Dzat Yang Maha Mendengar.. Maha Mengetahui.. Maha Pengabul.. Ya Rabbul Idzati.

Amin Ya Rabbal 'Alamin

Sabtu, 14 Januari 2012

MELIHAT MASA DEPAN:

Membangun kemampuan untuk MELIHAT MASA DEPAN:

Engkau yang muda dan gelisah karena terbatasnya pandanganmu mengenai masa depan, dengarlah ini …

Orang yang tidak meninggikan kedudukan matanya, harus belajar puas dengan pemandangan yang itu-itu saja di bawah sana.

Dan mata yang kau gunakan untuk melihat masa depan - masa yang tidak terlihat oleh mata ragamu itu, adalah mata mental-mu.

Mata mentalmu akan menyempit, merabun, dan bahkan membuta, jika engkau tidak mengisi pikiranmu dengan pengetahuan dan ilmu.

Dengan pengetahuan dan ilmu, engkau akan mampu melihat yang sudah terjadi di masa lalu - tanpa berada di masa lalu, dan memandangi keindahan masa dengan - tanpa menerobos lorong waktu.

Dan yang terpenting, dengan ilmu engkau akan mampu melihat kebesaran yang bisa kau bangun melalui hal-hal sederhana yang hari ini disepelekan oleh orang kebanyakan.

Dengan ilmu, engkau akan lebih menghormati dirimu.

Dan bukankah penghormatanmu kepada dirimu sendiri, adalah syarat bagi penghormatan orang lain kepadamu?

Itu adalah salah satu alasan mengapa orang yang berilmu ditinggikan derajatnya.

Maka, janganlah engkau menjauhi pendidikan.

Jika belajar itu tidak penting bagimu, pasti kekuatan gelap dalam kehidupan ini TIDAK membuatmu malas belajar.

Karena ilmu itu penting bagimu, engkau dibuat malas dan bahkan membenci pelajaran.

Kuatkanlah hati dan pikiranmu. Belajarlah dengan baik.

Itulah yang menjadikanmu ditinggikan, untuk duduk-duduk damai dengan sahabat-sahabatmu di atas gunung kehidupan, dan menikmati keindahan dari keluasan benua dan lautan.

Yang kau lihat dengan mata ragamu, tidak lebih penting daripada yang kau lihat dengan mata mentalmu.

Jumat, 06 Januari 2012

SURAT DARI GAZA


Untuk saudaraku di Indonesia,

Saya tidak tahu, mengapa saya harus menulis dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia, Namun jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa? Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki Adalah karena Negeri kalian berpenduduk muslim terbanyak di punggung bumi ini, bukan demikian saudaraku?

Disaat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis da'wah dari Jama'ah haji asal Indonesia, dia mengatakan kepadaku, setiap tahun musim haji ada sekitar 205 ribu jama'ah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini. Wah, sungguh jumlah angka yang sangat fantastis dan membuat saya berdecak kagum.

Lalu saya mengatakan kepadanya, saudaraku, jika jumlah jama'ah Haji asal GAZA sejak tahun 1987 Sampai sekarang digabung, itu belum bisa menyamai jumlah jama'ah haji dari negeri kalian dalam satu musim haji saja. Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat dibanding kalian yah?. wah, pasti uang kalian sangat banyak yah?, apalagi menurut sahabatku itu ada 5% dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji untuk yang kedua kalinya, Subhanallah.

Wahai saudaraku di Indonesia,
Pernah saya berkhayal dalam hati, kenapa saya dan kami yang ada di GAZA ini, tidak dilahirkan di negeri kalian saja. Wah, pasti sangat indah dan mengagumkan yah?. Negeri kalian aman, kaya dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui Tentang negeri kalian.

Pasti para ibu-ibu disana amat mudah menyusui bayi-bayinya, susu formula bayi pasti dengan mudah kalian dapatkan di toko-toko dan para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan.

Ini yang membuatku iri kepadamu saudaraku tidak seperti di negeri kami ini, saudaraku, anak-anak bayi kami lahir di tenda-tenda pengungsian. Bahkan tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan istri kami Melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah, Sehingga istri-istri kami terpaksa melahirkan diatas mobil, yah diatas mobil saudaraku!.

Susu formula bayi adalah barang yang langka di GAZA sejak kami di blokade 2tahun lalu, namun isteri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga dua tahun lamanya, walau terkadang untuk memperlancar ASI mereka, isteri kami rela minum air rendaman gandum.

Namun, mengapa di negeri kalian, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah dan ibunya, terkadang ditemukan mati di parit-parit, di selokan-selokan dan di tempat sampah, itu yang kami dapat dari informasi televisi.

Dan yang membuat saya terkejut dan merinding, ternyata negeri kalian adalah negeri yang tertinggi kasus Abortusnya untuk wilayah ASIA, Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian? Apakah karena di negeri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami disini, sehingga orang bisa melakukan hal hina tersebut?, sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami di sini.

Memang hampir setiap hari di GAZA sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati, Namun, bukanlah diselokan-selokan, atau got-got apalagi ditempat sampah? saudaraku! Mereka mati syahid, saudaraku! mati syahid, karena serangan roket tentara Israel!

Kami temukan mereka tak bernyawa lagi dipangkuan ibunya, di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan roket tentara Zionis Israel, Saudaraku, bagi kami nilai seorang bayi adalah Aset perjuangan perlawanan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan Negeri ini.

Perlu kalian ketahui, sejak serangan Israel tanggal 27 desember (2009) kemarin, Saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 diantaranya adalah anak-anak kami, namun sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru Dijalur Gaza, dan Subhanallah kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar, Allahu Akbar!

Wahai saudaraku di Indonesia,
Negeri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, namun kenapa di negeri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar. Apa karena kalian sulit mencari rezki disana? apa negeri kalian sedang di blokade juga?

Perlu kalian ketahui, saudaraku, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi apalagi sampai mati kelaparan, walau sudah lama kami diblokade.

Kalian terlalu manja! Saya adalah pegawai Tata Usaha di kantor pemerintahan Hamas Sudah 7 bulan ini, gaji bulanan belum saya terima, tapi Allah SWT yang akan mencukupkan rezki untuk kami.

Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda baru saja melangsungkan pernikahan. Yah, mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel, Mereka mengucapkan akad nikah, diantara bunyi letupan bom dan peluru saudaraku.

Dan Perdana menteri kami, yaitu Ust Isma'il Haniya memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.

Wahai Saudaraku di Indonesia,
Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqoh pembinaan Di Negeri antum, seperti yang diceritakan teman saya tersebut, program pengajian kalian pasti bagus bukan, banyak kitab mungkin yang telah kalian baca, dan buku-buku pasti kalian telah lahap, kalian pun sangat bersemangat bukan, itu karena kalian punya waktu.

Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini wahai saudaraku. Satu jam, yah satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqoh, setelah itu kami harus terjun langsung ke lapanagn jihad, sesuai dengan tugas yang Telah diberikan kepada kami.

Kami di sini sangat menanti-nantikan hari halaqoh tersebut walau cuma satu jam saudaraku, tentu kalian lebih bersyukur, kalian lebih punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh, Seperti ta'aruf, tafahum dan takaful di sana.

Hafalan antum pasti lebih banyak dari kami, Semua pegawai dan pejuang Hamas di sini wajib menghapal surat al anfaal sebagai nyanyian perang kami, saya menghapal di sela-sela waktu istirahat perang, bagaimana Dengan kalian?

Akhir desember kemarin, saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama, ia diantara 1000 anak yang tahun ini menghapal al-qur'an, umurnya baru 10 tahun, saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal al-quran ketimbang anak-anak kami disini, di Gaza tidak ada SDIT seperti di tempat kalian, yang menyebar seperti jamur sekarang.

Mereka belajar di antara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma, yah di tempat itulah mereka belajar saudaraku, bunyi suara setoran hafalan al-quran mereka bergemuruh diantara bunyi-bunyi senapan tentara Israel? Ayat-ayat Jihad paling cepat mereka hafal, karena memang didepan mereka tafsirnya. Langsung Mereka rasakan.

Wahai Saudaraku di Indonesia,
Oh, iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat aksi solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia, kami menyaksikan demo-demo kalian disini. Subhanallah, kami sangat terhibur, karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini.

Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami di sini, termasuk kalian di Indonesia. Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan saudaraku biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti nanti di akhirat yang dicatat Allah sebagai bukti ukhuwah kalian kepada kami. Doa-doa kalian dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya.

Oh, iya hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya Untuk menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telepon dan fax yang masuk Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi Salam untuk semua pejuang-pejuang islam di Indonesia.

Akhhuka…..Abdullah ( Gaza City ..1430 H)

Selasa, 03 Januari 2012

HARAPAN SEORANG AYAH


Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia.

Besar kecemasanku menanti kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini.

Kecemasan yang indah karena ia didasari sebuah cinta.

Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui.



Nak, menjadi ayah itu mulia.

Bacalah sejarah Nabi-Nabi dan Rasul dan temukanlah,

betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah dengan anak-anaknya.



Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat dan sulit.

Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku,aku seperti menemui keberadaanku,

makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku terhadapmu.

Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan paling aku banggakan di depan siapapun.

Bahkan dihadapan Allah,

ketika aku duduk berduaan berhadapan dengan Nya,

hingga saat ini.



Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai buah cintaku dan ibumu.

Sebagai bukti, bahwa aku dan ibumu tak lagi terpisahkan oleh apapun jua.



Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata: “TIDAK”,

timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya.



Engkau bukan milikku, atau milik ibumu Nak.

Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu.



Engkau adalah milik Allah.

Tak ada hakku menuntut pengabdian darimu.



Karena pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya untuk Allah.

Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya aku dan siapa engkau.

Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi, kusesali kesalahanku itu sepenuh -penuh air mata dihadapan Allah.

Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku.



Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang sebenarnya.

Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi keinginan pemilikmu.

Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena kau dan ibumu.



Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain,

tapi agar engkau dikagumi dan dicintai Allah.

Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu memberi contoh kepadamu dekat dengan Allah.

Keinginanku harus lebih dulu sesuai dengan keinginan Allah.

Agar perjalananmu mendekati Nya tak lagi terlalu sulit.



Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua,

Tak pernah engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam.

Aku cuma menggenggam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain.

Agar dapat kau rasakan perjalanan ruhaniah yang sebenarnya.

Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tak boleh berhenti.

Perjalanan mengenal Allah tak kenal letih dan berhenti, Nak.

Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku tiap kali memeluk dan menghapus air matamu,ketika engkau hampir putus asa.



Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan Allah,

dan kudapati jarakku amat jauh dari Nya, aku akan ikhlas.

Karena seperti itulah aku di dunia.

Tapi, kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Allah.



Aku akan bangga Nak,

karena itulah bukti bahwa semua titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya.

Dari ayah yang senantiasa merindukanmu.

Untukmu yang cintaNya di Nistai


KEINDAHAN BAGI JIWA BAIK YANG CINTANYA DINISTAI



Bagimu, jiwa baik yang cintanya dinistai,


langit ini runtuh, bumi ini gelap, laut mendidih, udara serasa pekat berjelaga, dan air serasa pasir, …


tapi sesungguhnya engkau terluka bukanlah oleh rasa kehilangan orang yang kau cintai; tapi karena rasa terhina, terbuang, tersia-siakan, dan dirampoknya rasa berhak untuk hidup dengan baik.


Pengkhianatan cinta tidak mencabik orang itu darimu, tapi merusak rasa hormat dirimu.


Engkau dibuatnya merasa tak berguna, tak bernilai, tak pantas dihargai, dan tak dipertimbangkan dalam mengalihkan perhatiannya kepada orang lain yang belum tentu sebaik dirimu.


Engkau dibuat bertanya-tanya dalam kesendirianmu mengenai apa yang memantaskanmu bagi perlakuan senista ini.


Memang ...,


Pengkhianatan cinta adalah penghinaan terkejam kepada rasa hormatmu kepada dirimu sendiri.


Itu yang menjadikanmu geram dan ingin melihatnya meregang terpanggang api neraka, dan terlantar antara pingsan dan mati di belantara penuh duri dan racun .


Ooh … betapa dendam itu mentenagai malam-malam panjang yang berselang-seling antara tangis dan rencana pembalasan dendam.


Tapi …, karena kebaikan jiwamu - engkau tahu, engkau tak mungkin berlaku kejam bahkan kepada orang yang mengejamimu, … alih-alih engkau melunglai lemah dalam keinginan untuk lari dan menghilang dari kesadaranmu, agar engkau lupa betapa rendahnya engkau diperlakukan.


……..


Adikku, yang hatinya baik, yang berhak bagi setulus-tulusnya cinta dari belahan jiwamu yang sejati, dengarlah ini ya?


Saat di mana engkau merasa kehilangan dirimu adalah saat yang paling tepat untuk membangun dirimu yang baru, yang lebih damai karena kekuatannya, dan yang lebih kuat karena keikhlasannya.


Engkau yang kehilangan dirimu, harus bersyukur, karena engkau bisa membangun dirimu yang baru, tanpa direpoti oleh sisa-sisa sikap dan kebiasaan buruk pada dirimu yang lama.


Ini adalah saat di mana engkau harus mendekatkan dirimu kepada Tuhan, kepada orang tua dan mereka yang nasehatnya telah kau abaikan, dan kepada diri sejatimu yang telah sesungguhnya memberitahumu bahwa engkau akan terluka.


Sekarang … tenangkanlah dirimu, damaikanlah hatimu, lapangkanlah nafasmu … diamlah sebentar … diamlah ... sampai engkau mendengar kesunyian di dalam hatimu …


Hmm … mudah-mudahan sekarang benderang bagimu bahwa sesungguhnya luka hatimu karena pembuangan oleh orang yang tak tahu diri itu, adalah sesungguhnya cara Tuhan untuk mendekatkan dirimu kepada dirimu sendiri.


Pengkhianatan itu indah - bagimu yang mengerti, bahwa engkau sedang dipisahkan dari orang yang akan hanya lebih melukaimu di masa depan.


Sekarang, dalam nalarmu yang lebih mengerti, tetapkanlah berapa banyak waktu yang masih kau butuhkan untuk bersedih dan berlemah-lemah dalam acara mengasihani dirimu sendiri yang sesungguhnya sangat gengsi dan benci dikasihani oleh orang lain.


Setelah itu, tetapkanlah waktu bagi dirimu yang baru itu untuk melatih cara senyum yang baru, yang lebih segar, yang lebih tulus, dan yang … ooh … berpendar dengan aroma cinta dari hatimu yang sekarang bersih dan lebih damai.


Sekarang, latihlah dirimu untuk memalingkan wajah dan menempelkan pandangan matamu yang anggun ke horizon di kejauhan sana … dalam sebuah ayunan gerak menoleh yang lamban dan elegan.


Sekarang, latihlah otot-otot lembut di wajahmu untuk tersenyum semanis mungkin, sepenyayang mungkin, dengan rona wajah yang penuh kasih, … heninglah sejenak, hanya beberapa detik sebelum bibirmu yang bersungging senyum itu mengeluarkan getar suara yang semerdu-merdunya dari beranda indah di lehermu yang kini terbebas dari ketegangannya.


Kedipkanlah matamu dengan gerakan api lilin yang meliuk manja terhadap belaian semilir angin senja, yang menutup lambat seperti engkau akan tertidur, tapi yang kemudian terbuka lagi dengan kerling mencling yang memanah hati yang tak berpertahanan.


He he he …


Yah … begitu, … tersenyumlah, tergelaklah … ooh adikku, engkau tak tahu betapa aku berbahagia dan haru dalam syukur - melihat wajahmu merekah dengan senyum yang sesungguhnya sesuci hari kelahiranmu.


Sekarang, dalam senyum dan penghormatan yang tulus kepada keindahan dari penciptaanmu di dalam kehidupan ini, tegakkanlah jiwamu dan tegapkanlah badanmu untuk menjadi pribadi yang baru, yang damai karena kekuatannya, dan yang kuat karena keikhlasannya.


Adikku … dengarlah bisikku ini …


Engkau jiwa yang baik.


Berbahagialah.

RENUNGAN HATI SEORANG AYAH

Suatu ketika, ada seorang anak wanita bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya.

Anak wanita itu bertanya pada ayahnya: Ayah , mengapa wajah ayah kian berkerut-merut dengan badan ayah yang kian hari kian terbungkuk?”

Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedang santai di beranda.



Ayahnya menjawab : “Sebab aku laki-laki.” itulah jawaban ayahnya.

Anak wanita itu berguman : ” Aku tidak mengerti.”



Dengan kerut-kening karena jawaban ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran. Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk nepuk bahunya, kemudian ayahnya mengatakan :

“Anakku, kamu memang belum mengerti tentang laki-laki.”

Demikian bisik ayahnya, membuat anak wanita itu tambah kebingungan.



Karena penasaran, kemudian anak wanita itu menghampiri ibunya lalu bertanya :

“Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?”



Ibunya menjawab : “Anakku, jika seorang laki-laki yang benar benar bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian.”

Hanya itu jawaban sang bunda.

Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran.



Hingga pada suatu malam, anak wanita itu bermimpi.

Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas

sekali.

Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawaban rasa penasarannya selama ini.

“Saat Ku-ciptakan laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman teduh dan terlindungi. “

“Kuciptakan bahunya yang kekar & berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya & kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya. “

“Kuberikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya. “



“Kuberikan keperkasaan & mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan hembusan angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya & yang selalu

dia ingat, adalah disaat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya.”

“Kuberikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat & membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerap kali menyerangnya. “



“Kuberikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai & mengasihi keluarganya, didalam kondisi & situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya melukai hatinya.

Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat dimana anak-anaknya tertidur lelap.

Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi & mengasihi sesama saudara.”



“Kuberikan kebijaksanaan & kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan padanya untuk memberikan pengetahuan & menyadarkan, bahwa istri yang baik adalah istri yang setia terhadap suaminya, istri yang baik adalah istri yang senantiasa menemani. & bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka.

Walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Istri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar & saling melengkapi serta saling menyayangi.”



“Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti bahwa laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari & menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia.

Dan badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai laki-laki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya.”

“Kuberikan kepada laki-laki tanggung jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung jawab ini adalah amanah di Dunia & Akhirat.”



Terbangun anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut & berdoa hingga menjelang subuh.

Setelah itu dia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri anak wanita itu merengkuh dan mencium telapak tangan ayahnya.

” Aku mendengar & merasakan bebanmu, ayah…”

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan ayah…

With love to all father ” Jika kamu mencintai ayahmu – sekarang merasa sebagai seorang ayah kirimlah cerita ini kepada orang lain, agar seluruh orang di dunia ini dapat mencintai & menyayangi ayahnya & dan mencintai kita sebagai seorang ayah.



Berbahagialah yang masih memiliki ayah.

Dan lakukanlah yang terbaik untuknya…



Berbahagialah yang merasa sebagai ayah.

Dan lakukanlah yang terbaik untuk keluarga kita…

Dari Kisah Nyata

Cerita ini adalah kisah nyata… dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya.



Bacalah, semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran bagi kita semua.



***



Cinta itu butuh kesabaran…



Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita???



Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita...



Aku menjadi perempuan yg paling bahagia...



Pernikahan kami sederhana namun meriah...



Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu.



Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula.



Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya.



Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu...



Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci...



Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku.



Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.





***



Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.



Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya.



Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku…



Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA.



Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku…



Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka…



Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu.



Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.



Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku.



Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya.



Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, “Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.



Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.



Lalu.. Ibu nya berbicara denganku …



“Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”.



Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.



Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.



Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”lebih baik kau pulang saja, ada kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ”



Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah ataupun tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.



Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.



***



Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.



Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.



Aku bertanya, ”Ada apa kamu memanggilku?”



Ia berkata, ”Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang”



Aku menjawab, ”Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?”



“Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku”, jawabnya tegas.



“Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?“, tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.



”Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas.



”Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.



Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.



Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena suamiku sangat sayang padaku.



Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami.



Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.



Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.



Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi.



Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku.



Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.



Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku.



***



Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.



Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3.



Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi..



Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku.



Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, “kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu..



Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..



Lebih baik aku tutupi dulu tetang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang.



Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung…



Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk.



Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms.



Ia menulis, “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi”.



Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah.



Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini.



Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami.



Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya..



Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku..



Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta.



Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengeelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.



***



Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi.



Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku?



Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuakudan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun langsung terputus.



Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.



Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah.



Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang.



Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.



***



Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan.



Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.



Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.



Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku.



“Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”.



“Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas.



“Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan.



Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami.



Dia mengatakan ”Kau ikut saja jangan banyak tanya!!”



Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.



Dua tahun pacaran, lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa.



Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..



***



Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini..



Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya.



Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.



Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya.



Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan.



“Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.



”Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya..



Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!“.



Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?



“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.



Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.



“Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.



Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu.



Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?“



MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..



Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.



“Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.



Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.



”Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami.”



Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.



Aku lalu bertanya kepada suamiku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?”



Suamiku menjawab, ”Dia Desi!”



Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.”



Ayah mertuaku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.”



”Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.



Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku..



Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini?



Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?“



Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.



Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu.



Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.”



Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo.



Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!“



“Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang.



Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku.



Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu.



***



Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.



Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku save di mydocument yang bertitle “Aku Mencintaimu Suamiku.”



Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.



“Apakah kamu sudah siap?”



Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :



“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.



Tiba-tiba suamiku menjawab “Lalu apa Bunda?”



Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar…



“Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.



Dia mengangguk dan berkata, ”Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.



Dia tersenyum sambil berkata, ”Kita liat saja nanti ya!”. Dia memelukku dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”.



Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”.



Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis.



Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir.



Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang“. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.



***



Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku.



Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku.



Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.



Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.



Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?



Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi.



Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.



Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.



“Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, “maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku”



Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini..



Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus?”



Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.



Aku pun berkata, “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?”



”Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.



Lalu suamiku berkata, ”Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda”



Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.



Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Yah. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu.“



Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.



Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.



***



Keesokan harinya…



Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.



Aku pun dilarikan ke rumah sakit..



Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..



Aku merasakan tanganku basah..



Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.



Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”Bunda, Ayah minta maaf…”



Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?



Aku berkata dengan suara yang lirih, ”Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..”



“Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.”



Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.



Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.



Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..



Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..



Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.



Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.



Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma? Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya.”



***



Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.



=====================================================





Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku?



Aku dihina oleh mereka ayah.



Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?



Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..



Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah?



Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah..



Aku diusir dari rumah sakit.



Aku tak boleh merawat suamiku.



Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku.



Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.



Aku sangat marah..



Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan ibunya..



Aku tak mau sakit hati lagi.



Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..



Engkau Maha Adil..



Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..



Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku..



Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..



Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..



Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..



Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..



Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu.



Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui.



Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku.



Aku harus sadar diri.



Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu.



Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?



Ayah.. aku masih tak rela.



Tapi aku harus ikhlas menerimanya.



Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya.



Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku.



Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir.



Sebelum ajal ini menjemputku.



Ayah.. aku kangen ayah..



=====================================================



Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..



Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.



Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.



Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.



Bunda akan selalu hidup dihati ayah.



Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah..



Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.



Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu..



Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus.



Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..



Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.



Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..



Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang.



Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.



Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana?



Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana?



Tunggulah Ayah disana Bunda..



Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..



Ayah Sayang Bunda..



***



BY: Didda Nurul Hidayah

aiih, Sweetest

Kagum, it kt yg tpat ng'wKli prsaan q..
Aq g tw mw bLg ap..
tp yg jLs, aq tnang tiap X liat dy.
Ya, rs'a smua k'gundahn q slma ni hilang sat q rsapi kt2 dmi kta'a.
Mgkin dy p'rntara TUhan..
yg buat aq s'mkin t'motivasi u/ m'dkatkn dri pd Ilahi.
Ni bhkan lbih dr Kagum..
Dy inspirasi q jg.
Dy yg buat aq b'smangt tuk hdapi hr2 q..
Wlwpun antra aq n dy bLm sling mngenaL..
tP jLs dY 1 sosok p'inspirasi..
aiihh, him d sweetest one.
ku temukn lg puisi dr'a..
:'))


BY:  Ty Aiya Tye

Si P***t** *s** **L**h

awL'a biasa, lm2 ad yg tK biaSa d'ht Q..
ad rs yG m'usik Q saT mt Q tK bs mNgKap rgmU..
ad yG tK biasa dLm tDr mLm q..
kLa q dpti dRmu hDr dLm mmPi q..
ad yg Tk biasa sat q t'diam sndri, lMunan tNtgmu mNyergaP q.
hGga uaT q gLa.
aNeh tP nYta, kW mraJai fkRn q.
aQ t'tnduk dLm budak k'kguman aKnmu..
aH, aq jTh cnTa pdmU..
hNy m'lHtmu dr bLkg sJ buaT Q gILa 1/2 mtI..
bgMn jK kw ad d'smpg Q?
bgmn jk kW t'snym pd Q?
q iNgn mLkimu tK hnY skdar dLm mPi, tP q mW dLm nYta q..
q iNgn kW m'mLai'a..
:'))

BY : Ty Aiya Tye

si Anak Yatim (Part 1)

s'jjR'a tK ad s'orG puN yg iGn k'hLg oRg yg d'syG.
ApLgi khLngn oRgtUa.
nMn tK ad yG bs m'hLangi kHndaK AllaH.
Bgtu jG k'hLgn s'oRg Ayh.
t'lbih lG jK s'oRg aNk tK bgTu dKt dgn aYh'a, hGga pNysLn dTg kTka aYh'a pRgi m'hdP ILahi.
airmTa it pUn tK dPt d'bNdung.
KEHILANGAN..! YATIM..!
it La kNyataan'a.
aNk it tLa kHlgn s'oRg sO2k aYh yG bLm t'Lalu d'KenaL'a.
kBrsmaaN yG sGkt it pUn t'KenaNg s'iRing sEpi yG d'rSakn'a tnPa k'hDirn s'oRg aYh.
dY mNydri, aQ adLh s'Org YATIM..
gLongn oRg yG d'cnTai RasuL.

BY : Ty Aiya Tye 

Si Anak Yatim (Part 2)


s'oRg Yatim bKn L sTatus yG m'maLukn..
bKnkH RasuL mnYYangi aNk Yatim, Allah jG m'hRskn qT mnFkahI anK Yatim.
mK b'bHgia s'oRg Yatim.
kRn s'oRg Yatim adLa p'bW RJki.
YATIM jg bKn sSuatu yG sLh.
sMua'a adLh jLn Allah.
bKnkh Allah Maha Mengetahui?
Yatim jG bKn u/ d'ksHani.
tP S'org Yatim hRz La d'sYg'i.
iGt La sHbt Yatim,
qT ADla t'msUk orG2 yg d'sYg'i RasuL.
bKnkH RasuLuLlah jG s'oRg Yatim?
n Allah bGtu sYg pD RasuL.
jD, saT'a qt tELadanI RasuLullah sbG s'oRg Yatim yG patUt d'cntaI skP n sFat'a.
t'snymLa :-)




BY:  Ty Aiya Tye

mana mungkin bila........

aku takkan mungkin menutup hati pada sebuah cinta..
terlebih lagi jika cinta itu memberikan aku warna baru...
tak hanya merah jambu..
tapi berbagai warna-warni..
yang membuat hidup ku lebih bergairah..
mana mungkin aku bisa munafikkan diriku...
jika aku sedang jatuh cinta..memang benar,
tak mudah untuk jatuh cinta..bahkan untuk meyakininya..
terlebih lagi jika sebelumnya sempat merasakan luka..
mana mungkin aku mentup diri..
jika aku sudah ingin membuka hati..
terlebih lagi jika sebuah jiwa..
telah menyita hati n fikiranku..
mana mungkin aku ak galau.
.jika aku mampu merindu,,
mana mungkin ku bisa diam,,,
jika aku masih mencari kehadirannya...
aku telah jatuh cinta lagi..
pada seorang insan yang membawa jiwa baru ke dalam ragaku..
aku jatuh cinta pada dirinya..
yang penuh tanda tanya...
aku jatuh cinta..
pada jiwa pelantun asma Allah.. 




BY :  Ty Aiya Tye

Tersayang...


Ya Allah..

Engkau pasti tau siapa orang yang paling ku sayang…?

Benar Ya Rabb..

Dia lah Ibuku ..

Seseorang yang paling berharga dalam hidupku..

Seseorang yang telah mengijinkan aku untuk tinggal dan tumbuh di dalam ruang paling kokoh..

Dia ijinkan ku tuk tumbuh di dalam rahimnya..

Meski aku nakal..

Dia tak pernah mengeluh saat ku tendang dinding rahimnya..

Malah dia tersenyum… dia bahagia.. saat gerakan itu ku lakukan…

Dia tau… dia bisa merasakan kehadiranku..



Ya Allah..

Dia lah yang paling ku sayang,.

Seseorang yang rela pertaruhkan nyawanya untuk kehidupanku..

Kelahiranku buatnya sempurna Ya Rabby..

Meski terkadang tangis kerasku buatnya kesal

tapi dia tak pernah menyesali kelahiranku Ya Rabby,..



Dia Ibuku Ya Rabby…

Yang selalu tersenyum meski kadang bibirnya tak mampu menyunggingkan senyum lagi..

Dia Ibuku Ya Rabby,,

jiwa yang tak pernah tampak lelah meski dia lemah,,



Ya Rabby..

airmatanya bukan kesedihannya,,

airmatanya adalah kebahagiaan untuk buah hatinya..

meski terkadang salah dia mengambil langkah tuk bahagiakan anak-anaknya…





Ya Rabby..

Mungkin ibuku tak sesempurna Siti Khadija..

tapi dia wanita terbaikku,,

Yang ku hirup aroma tubuhnya dalam pertumbuhanku..





Peluhnya… memandikanku..

Pilunya diamkanku..

Tawanya senyumku

Dia wanita terhebat yang kau berikan kepadaku..

Sebagai penjaga dunia akhiratku..



Jaga Ibuku Ya Rabby..

biarkan ku peluk dan dekap ia tuk bahagiakannya…

Biarkan ku ukir kembali senyum di bibir keriputnya..

Khan ku pasang lagi raut bahagia dalam hidupnya..

Hanya untuknya ku akan berjuang..

Meski belum tentu ku bisa membalasnya..



Terimakasih Ya Rabby,,,

telah berikan ibu kepadaku…

:’))






BY :  Ty Aiya Tye

Surat dari Anak yang d'ABORSI


Surat dari Anak yang d'ABORSI



Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarrakatuh



Teruntuk Bundaku tersayang...



Dear Bunda...



Bagaimana kabar bunda hari ini? Smoga bunda baik-baik saja...nanda juga di sini baik-baik saja bunda... Allah sayang banget deh sama nanda. Allah juga yang menyuruh nanda menulis surat ini untuk bunda, sebagai bukti cinta nanda sama bunda....



Bunda, ingin sekali nanda menyapa perempuan yang telah merelakan rahimnya untuk nanda diami walaupun hanya sesaat...



Bunda, sebenarnya nanda ingin lebih lama nebeng di rahim bunda, ruang yang kata Allah paling kokoh dan paling aman di dunia ini, tapi rupanya bunda tidak menginginkan kehadiran nanda, jadi sebagai anak yang baik, nanda pun rela menukarkan kehidupan nanda demi kebahagiaan bunda. Walaupun dulu, waktu bunda meluruhkan nanda, sakit banget bunda....badan nanda rasanya seperti tercabik-cabik... dan keluar sebagai gumpalan darah yang menjijikan apalagi hati nanda, nyeri, merasa seperti aib yang tidak dihargai dan tidak diinginkan.



Tapi nanda tidak kecewa kok bunda... karena dengan begitu, bunda telah mengantarkan nanda untuk bertemu dan dijaga oleh Allah bahkan nanda dirawat dengan penuh kasih sayang di dalam syurga Nya.



Bunda, nanda mau cerita, dulu nanda pernah menangis dan bertanya kepada Allah, mengapa bunda meluruhkan nanda saat nanda masih berupa wujud yang belum sempurna dan membiarkan nanda sendirian di sini? Apa bunda tidak sayang sama nanda? Bunda tidak ingin mencium nanda? Atau jangan-jangan karena nanti nanda rewel dan suka mengompol sembarangan? Lalu Allah bilang, bunda kamu malu sayang... kenapa bunda malu? karena dia takut kamu dilahirkan sebagai anak haram... anak haram itu apa ya Allah? Anak haram itu anak yang dilahirkan tanpa ayah... Nanda bingung dan bertanya lagi sama Allah, ya Allah, bukannya setiap anak itu pasti punya ayah dan ibu? Kecuali nabi Adam dan Isa? Allah yang Maha Tahu menjawab bahwa bunda dan ayah memproses nanda bukan dalam ikatan pernikahan yang syah dan Allah Ridhoi. Nanda semakin bingung dan akhirnya nanda putuskan untuk diam.



Bunda, nanda malu terus-terusan nanya sama Allah, walaupun Dia selalu menjawab semua pertanyaan nanda tapi nanda mau nanyanya sama bunda aja, pernikahan itu apa sih? Kenapa bunda tidak menikah saja dengan ayah? Kenapa bunda membuat nanda jadi anak haram dan mengapa bunda mengusir nanda dari rahim bunda dan tidak memberi kesempatan nanda hidup di dunia dan berbakti kepada bunda? Hehe,,,maaf ya bunda, nanda bawel banget... nanti saja, nanda tanyakan bunda kalau kita ketemu



Oh ya Bunda, suatu hari malaikat pernah mengajak jalan-jalan nanda ke tempat yang katanya bernama neraka. Tempat itu sangat menyeramkan dan sangat jauh berbeda dengan tempat tinggal nanda di syurga. Di situ banyak orang yang dibakar pake api lho bunda...minumnya juga pake nanah dan makannya buah-buahan aneh, banyak durinya...yang paling parah, ada perempuan yang ditusuk dan dibakar kaya sate gitu, serem banget deh bunda.



Lagi ngeri-ngerinya, tiba-tiba malaikat bilang sama nanda, Nak, kalau bunda dan ayahmu tidak bertaubat kelak di situlah tempatnya...di situlah orang yang berzina akan tinggal dan disiksa selamanya. Seketika itu nanda menangis dan berteriak-teriak memohon agar bunda dan ayah jangan dimasukkan ke situ.... nanda sayang bunda... nanda kangen dan ingin bertemu bunda... nanda ingin merasakan lembutnya belaian tangan bunda dan nanda ingin kita tinggal bersama di syurga... nanda takut, bunda dan ayah kesakitan seperti orang-orang itu...



Lalu, dengan lembut malaikat berkata... nak,kata Allah kalau kamu sayang, mau bertemu dan ingin ayah bundamu tinggal di syurga bersamamu, tulislah surat untuk mereka... sampaikan berita baik bahwa kamu tinggal di syurga dan ingin mereka ikut, ajaklah mereka bertaubat dan sampaikan juga kabar buruk, bahwa jika mereka tidak bertaubat mereka akan disiksa di neraka seperti orang-orang itu.



Saat mendengar itu, segera saja nanda menulis surat ini untuk bunda, menurut nanda Allah itu baik banget bunda.... Allah akan memaafkan semua kesalahan makhluk Nya asal mereka mau bertaubat nasuha... bunda taubat ya? Ajak ayah juga, nanti biar kita bisa kumpul bareng di sini... nanti nanda jemput bunda dan ayah di padang Mahsyar deh... nanda janji mau bawain minuman dan payung buat ayah dan bunda, soalnya kata Allah di sana panas banget bunda... antriannya juga panjang, semua orang sejak jaman nabi Adam kumpul disitu... tapi bunda jangan khawatir, Allah janji, walaupun rame kalo bunda dan ayah benar-benar bertaubat dan jadi orang yang baik, pasti nanda bisa ketemu kalian.



Bunda, kasih kesempatan buat nanda ya.... biar nanda bisa merasakan nikmatnya bertemu dan berbakti kepada orang tua, nanda juga mohon banget sama bunda...jangan sampai adik-adik nanda mengalami nasib yang sama dengan nanda, biarlah nanda saja yang merasakan sakitnya ketersia-siaan itu. Tolong ya bunda, kasih adik-adik kesempatan untuk hidup di dunia menemani dan merawat bunda saat bunda tua kelak.



Sudah dulu ya bunda... nanda mau main-main dulu di syurga.... nanda tunggu kedatangan ayah dan bunda di sini... nanda sayang banget sama bunda....muach!

--------------------------

--------------------

STOP PACARAN and SEX BFORE MARRIED...

AVOID to ABORTION...!!!





Created By : NANDA



Mohon disebar





BY :  Ty Aiya Tye