Jumat, 03 Februari 2012

AYAH`

Siapapun tak ingin menyandang status YATIM ataupun Piatu.. Begitu juga aku. Kehilangan sosok ayah di hidupku bukanlah hal yang mudah untuk ku terima. Namun sebuah kata "IKHLAS" menjadikan aku harus tangguh untuk melawan kata hatiku sendiri. Ya, aku harus mengikhlaskannya.. harus mengikhlaskan kepergian seorang Ayah yang belum ku kenal dengan baik sebab aku kehilangannya di usia yang bagiku begitu amad muda, 11 tahun.

Seiring kepergiannya, aku belajar mengenal sosoknya. Belajar mengingatnya lagi lewat kenangan yang aku punya tentangnya. Dialah sosok yang ajarkan aku sebuah perjuangan untuk bertahan dalam hidup ini. Apapun itu, pekerjaan apapun itu harus dilakukan, asalkan masih berlebel HALAL. Tak penting pekerjaan itu di cap orang adalah pekerjaan orang yang tak mengenyam bangku sekolah. Sebab di mata Allah, semua pekerjaan halal baik yang memiliki jabatan atau tidak adalah sama...

Ayahku sosok yang bertanggungjawab. Ya, 3 hari sebelum kepergiannya, beliau sempatkan untuk meluanasi uang SPPku dan adikku. Ya, itulah tanggungjawab terakhirnya. Hmmm... ayahku... ayaaaahh tercintaku.

Satu cita-citanya yang ku ingat sampai detik ini. Dia menginginkan keempat buah hatinya mampu mengenyam pendidikan hingga ke Perguruan Tinggi dan menjadi orang-orang yang sukses. "Tenang ayahku, impianmu itu akan ku wujudkan".

Lalu hingga detik ini... Aku merasa dia bukan pergi dariku. Justru, kini ayahku... ayah tercintaku... telah menjadi malaikat pelindungku. Dia tak pernah mati di hatiku. Bahkan dia hidup di relung hatiku terdalam. Hmmm.. ayahku.. ayah tercintaku..


Aku percaya, di dalam diriku ada jiwa ayahku. Jiwa yang selalu membangkitkan aku bahwa aku harus mampu untuk menjalani hidupku ini. Jiwa yang meyakinkan aku bahwa di balik masalah yang ku hadapi akan ada bahagia. Ya, aku pasti akan temukan BAHAGIA itu.

Terimakasih Ya Allah, telah menitipkan ayah terhebat, Ayahku.

Salam tersayangku untukmu, ayahku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar