Selasa, 03 Januari 2012

RESENSI: Hafalan Shalat Delisa


Delisa, gadis cantik b'usia 6 tahun. Si bungsu dr 4 b'saudara. Anak Umi Salamah yang tegas, namun sangat perhatian dan Abi Usman yg bekerja d'perusahaan kapal asing yg hanya pulang 3 bulan sekali. Fatimah (16 tahun), Si sulung yg gemar m'baca dan suka b'debat dgn Abi. Si kembar Aisyah yg jahil dan Zahra yg pendiam.

Delisa gadis yg pantang menyerah. Dengan usaha yg keras ia b'usaha utk m'hafalkan bacaan shalat. Terlebih lagi Umi b'janji akan m'berikan kalung b'liontin D yg sempat menyulut cemburu kakaknya. Kalung yg sangat cantik, secantik Delisa. Kalung yang sangat pas jika d'tahtakan d'lehernya. Ahh, semua itu membuat Delisa b'semangat 45 utk mentuntaskan hafalannya.

Tiba-tiba saja bumi b'getar. Gempa mengguncang. Menjatuhkan var bunga bu guru Nur. Papan tulis jatuh. Anak-anak dan orangtua ketakutan. Hati Delisa gentar. Namun dy b'usaha khusuk, Ustad Rahman bilang kalo shalat harus khusuk. Dgn masih t'bata-bata Delisa masih melanjutkan bacaannya. Namun disana, lantai bumi retak akibat gempa. Menyedot airlaut. Membuat pandangan pantai berbeda. Lalu dgn secepat kilat laut memuntahkan kembali airlaut ke daratan. Ombak setinggi hampir 10 meter dan secepat pesawat jet m'hantam bumi serambi mekah. Apapun yg m'halangi lajunya akan siap b'tempur antara hidup dan mati.

Sementara itu, Delisa satu per satu siap m'lafalkan bacaan shalatnya. Takhbiratul Ihram selesai, Al Fatihah juga, Alma'un sedikit membuatnya terbata-bata. Bu guru Nur siap membantunya, tapi Delisa tak ingin usahanya sia-sia. Bacaan demi bacaan di lafalkannya hingga tiba2 ombak menerjang bangunan yg menaunginya. Tubuhnya terseret b'sama airlaut yang kecoklatan. Ah, kaki Delisa menghantam tembok, tangannya menghantam pelepah kelapa. Airlaut terminumnya. Tak lama Delisa pingsan.

Maha Besar Allah, Delisa selamat. Meski kaki kanannya diamputasi, tapi Delisa masih punya kaki kiri. Dia masih semangat. Delisa optimis dlm harapan dan doanya.

Doa anak baik cepat dikabulkan Allah.

Delisa slalu b'doa agar dapat bertemu dgn umi. Dia yakin Allah Maha Adil. Namun keyakinannya pecah saat dia tau Teuku Umam bertemu dgn Uminya. ''kenapa harus Teuku Umam yg jahil, nakal dan pelit dihadiahi bertemu dgn Uminya? Kenapa Delisa gak? Delisa khan udah jadi anak yg baik. Allah gak adil..!'' batin'a. Berita tersebut telah menyulut kecewa dan amarah dlm dirinya.

Delisa kesal. Mereka Pembohong. Ini gak adil. Ustad Rahman penipu. Abi dan Umi juga. Allah juga. Tak adil..!

Delisa hanyalah Delisa. Gadis kecil dgn kepolosannya.

Lalu bagaimanakah dgn Delisa? Apakah semangatnya mengenal Allah bagaikan setinggi ombak tsunami? Ataukah akan t'hempas dan menggenangi imannya. Kemudian surut sendiri dan menyisakan puing-puing penyesalan?

Saksikan kisahnya dlm film Hafalan Shalat Delisa.





by: Ty Aiya Tye

Tidak ada komentar:

Posting Komentar